Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2023

Pagi yang Sedang Bertamu

Gambar
Kilauan sang mentari yang baru bangkit dari peristirahatannya membuat diri ini juga terbangun pada mimpi indah malam tadi, mentari tidak ingin bangun sendiri dia sudah lama kesepian begitupun denganku. Diri ini menyentuh angka yang sudah tak lagi muda, pemikiran seperti benang kusut selalu saja menjadi tugas untuk diluruskan, nyatanya dunia tidak semudah itu untuk diterka, karena mengurai benang ini adalah tugas yang tidak akan pernah selesai. Beberapa hari ini berbeda, tatkala aku sudah menemui tujuan dalam hidupku. Jujur, selama ini aku tak memahami sama sekali apa yang orang maksud dengan tujuan hidup, aneh memang. Panas siang yang terik bertepatan dibawah tatapan tak buku yang penuh menjadi saksi bagi pria ini untuk menetapkan hatinya. Selalu saja terlukis indah, kata-kata ini terangkai tanpa sebab, tak ada kata bosan jikalau aku sedang melukiskan dirimu, hari yang begitu riang namun penuh kebimbangan disetiap waktunya. Arah jalan esok hari memang masih menjadi rahasia,...

Mencari Celah Dalam Ruang Kesibukan

Gambar
Waktu itu tak akan bisa diulang, senyum yang terpampang indah itu tak bisa lagi bebas ditangkap oleh penglihatan mataku. Kita sudah semakin kalut dengan dunia yang menyiapkan ruang kesibukan pada diri masing-masing. Maaf jika tulisan ini terpampang dalam lemari rumah itu. Beberapa hari yang lalu mungkin sering aku dapati berbagai macam raut wajah yang engkau buat, perpustakaan pikiranku seakan mempunyai ruangan tersendiri dalam menyimpan berbagai pahatan keindahan itu, dia tidak pernah penuh. Koleksi perpustakaan itu kini kian melambat. Tak ada penyesalan bagiku, hanya saja hati meronta untuk meminta kembali berbagai potret wajahmu dalam bentuk apapun. Kesedihan yang membawa iba, kesenangan yang membawa senyum, kebahagiaan yang menenteng tawa, haru yang berujar tangis, kebingungan yang lucu, serta keindahan yang membawakan suka. Hati ini kering akan hal itu. Pada kata yang tak bersuara, aku goreskan berbagai macam kata dengan bumbu yang sedikit puitis. Setidaknya biarkan d...

Disamping Tumpukan Buku

Gambar
Malam dan siang yang selalu memberi tanya pada diri ini, dilanda kebingungan dan kecemasan adalah penyakit paling menyiksa diriku akhir-akhir ini. Kabar yang tak pasti selalu saja berdatangan memberi sedikit goresan pada harapan yang pupus tatkala diri ini gundah membendung derasnya deru keinginan. Ingin sekali bibir yang lapuk ini berujar tentang perasaanku padamu, tatkala biasan mentari itu begitu bersinar menerangi gelapnya jembatan kehidupanku. Aku hanya pasrah menitih seutas tali harapan dimana cerita romansa itu selalu berkelahi membuat alur indah dalam kepalaku, aku harap ini tak hanya sebatas angan. Melebur diri ini dalam kepanikan, aku berjanji menemuimu dikediaman mu sendiri. Kita berencana melihat tumpukan buku yang berjejer dalam lemari seorang penjual pada lantai dua sebuah pasar yang tak begitu ramai, aku tak mengerti kenapa hari ini pengunjung di pasar terlalu sedikit, mungkin semesta mengerti bahwa obrolanku terlalu berbahaya diketahui semua manusia. Kami me...

Nyanyian Angin Kepada Kelapa

Gambar
Langkah kaki yang tertatih membuat hentakan itu terasa sunyi, menakar ketidakberdayaan diri yang sudah mencapai ranah paling rendah, sungguh tak menyenangkan jikalau belum punya pengalaman dalam bidang pekerjaan menyayangi keindahan semesta. Tanya dalam otak selalu saja melayang “apakah diri ini pantas menemanimu?” Ujarnya tak pernah basi menghidangkan pertanyaan yang tidak akan pernah bisa aku jawab itu. Diri ini terlalu berani mencintai kenyamanan itu, bagaikan hembusan sang angin pada rindangnya pohon kelapa yang sedang berbuah indah, lekukan yang ramping dari batang itu menandakan betapa nyamannya belaian angin lembut, bahkan aku lupa siapa diriku sebenarnya. Aku bimbang, apakah rasa ini nyata? Apa yang aku rasakan? Kenapa aku harus bermurung disaat ada manusia lain yang mendekatimu? Mengapa aku bercurah pada semesta setiap kali aku menginginkanmu? Siapa diriku? Lagi dan lagi tentang pertanyaan yang tak kunjung kutemui jawabannya. Pertanyaan ini menimbulkan nestapa pad...

Berbahagialah Nona

Gambar
Jiwa yang tidak lagi dipeluk oleh keyakinan, diri ini dingin dalam keraguan dari setiap tapak yang dia buat pada kehidupan menatih semesta. Rasa yang lepas sebelum aku miliki membuat diri ini terenyuh dalam diam, kita tak pernah untuk menjadi lebih dekat. Nona, maaf, aku tak akan bisa untuk memperhatikanmu lagi dalam diam ku, kepeduliaan yang begitu heroik itu sudah semakin pudar, jangan salah paham dulu kepada diriku yang hina ini, aku tak menginginkannya dalam cerita yang akan dirajut. Namun, keterpaksaan yang membuat diri ini tersadar, dalam diam yang begitu kalut itu menumbuhkan pemikiran bahwa “aku harus mundur” keterasingan ini akan aku mulai nona, tak akan bisa lagi aku memberi dirimu yang bingung itu secangkir air sebelum makan, seperti hal yang biasanya aku lakukan. Siang dengan gemericik rinai hujan membasuh bumi dengan lembutnya, jujur, aku ingin kabar yang disampaikan angin selembut air itu membelai permukaan tanah, namun salah sangka ku kala itu, angin terla...

Surat Seorang Petani

Gambar
Malam yang begitu dingin, pilu terlalu jahat menghantam setiap gerak-gerik perjalanan dunia ku yang tertapak kemarin, bayang-bayangan dengan rasa yang begitu abstrak terjadi, bertambah lagi beban pemikiran ini dikala ricuhnya otakku oleh cerita gundah yang tersimpan di brankas otakku. Manusia itu terlalu unik, tatapannya yang layu membuat teduhnya penglihatan rona mataku dalam menangkap gambaran malaikat kecil itu, begitu indahnya ciptaan Tuhan, dan aku beruntung untuk bisa menyimpan gambaran keindahan itu dalam ingatan yang pelupa ini, semoga saja kau tak akan pernah ku lupa. Aku menerawang tentang ingatan kala itu, dia yang terduduk anggun, dayang-dayang kecil itu senantiasa menemani tawanya yang selalu dijadikan baju penutup keseindahan dalam tubuhnya yang mungil. Kau terlalu lelah bukan? Pekerjaan sebagai tuan putri ternyata terlalu melelahkan bagi tubuh yang tak dapat tempat untuk bercerita. Semesta terlalu kejam menjalankan garis takdir. dia yang begitu rapuh itu sela...

Disaat Ombak Sedang Bertanya

Gambar
Kepada sang senja deru suara itu menggelegar diatas hamparan pasir pantai yang begitu indah, rupanya yang elok menggulung sebagian pasir itu ke dalam alunan nada yang diderukan ombak kepadanya, disitulah seorang pria yang sedang kebingungan berdiri, benar itu adalah aku. Rupa yang tak begitu elok namun rasa syukur yang amat teramat dalam mengarungi setiap jengkal tubuh ini, aku dan senja yang begitu ranum menatap kepadanya. Pikiran yang mengawang, langkah-langkah kecil diri ini selalu menjadi tanda peringatan tatkala aku sedang berkeluh. Pariaman yang cantik, namun, aku sepertinya masih merindukan keindahan Padang. Tatkala pendidikan menuntutku melakukan pengabdian di salah satu desa yang ada disini membuat sedikit ruang gerak ku menjadi terbatas. Aku merindukannya. Deburan ombak dikala sore itulah yang menyadarkan hening ku ditepian pantai yang cukup lepas pada daerah ini, rindangnya pohon kelapa menjulai berbisik mengatakan tentang waktu, dia berkata “tak apa, hanya seben...