Postingan

Cahaya Di tengah Hamparan Kabut

Gambar
Toko buku yang meramu rasa kesenangan dalam hidup, dia masih bergulir sampai sekarang, aku tak tau kapan ini akan berhenti. Kisah itu berbuah manis dan aku menjanjikan kepadamu rumah yang dipenuhi dengan lemari berisi buku perjalanan hidup itu, aku berangsur-angsur untuk membuatnya. Karangan demi karangan tercipta sebagai mana alur kisah beberapa hari yang lalu terungkai indah dalam benakku, jari yang begitu semangat mengetik di layar ponselku ini seakan membuat irama indah bagaikan lagu kehidupan berdansa dipentas yang dibuatkan oleh semesta. Sungguh, tak bisa aku hentikan senyum ini merekah, kuncupnya tak pernah layu. Dering ponsel yang begitu merdu terdengar sekarang, bukan karena nadanya yang kuubah namun karena namamu terpampang dalam peringatan notifikasi handphone ku. Cerita kita yang mengulang kisah pada waktu itu, disaat keraguan yang menimpa diriku. Kesedihan yang waktu itu saat diceritakan sekarang malah menjadi sebuah candaan yang begitu riang, tak ada lagi rasa...

Tahun Politik yang Menjengkelkan

Gambar
                          Sc: Pinterest Tahun politik sebentar lagi akan dimulai, persiapan dari masing-masing kubu sudah hampir selesai, strategi terbaik satu persatu sudah ditunjukkan dalam mencapai kemenangan, semua itu untuk menciptakan Indonesia kearah yang lebih baik (semoga). Perebutan kursi pemimpin pasti memiliki drama setiap saat, rasanya ada yang kurang jika hal ini tidak terjadi disetiap petarungan politik berlangsung. Setiap drama yang digelarkan sebenarnya menjadi hal yang biasa dan normal dikalangan masyarakat, debat yang tak kunjung selesai sampai pemilihan berlangsung adalah hal rutin yang selalu disaksikan masyarakat. Namun, pada pemilihan tahun ini sepertinya banyak sekali pemeran pembantu yang menjelma sebagai tokoh utama, beredar dengan liarnya beberapa kontra naratif yang tidak bermuatan kritik akan tetapi malah menjalar kepada peruntuhan nilai yang disusun secara argumentatif. Saya heran...

Izinkan Aku Mengenang

Gambar
Siang ini tak begitu mentereng, panasnya tidak terlalu menyengat kulit ku seperti hari biasanya, aku berdiri diatas hamparan pasir pantai yang begitu lembut, diri ini mengingat masa saat obrolan kita terjadi satu bulan yang lalu. Angin laut itu menyapa diri ini membangkitkan segala ingatan indah tentang mu, termasuk memori kita saat di pantai. Kala itu aku melihat mu yang sedang terpana pada keindahan senja, engkau duduk merenung disaat dunia sedang sibuk-sibuknya dengan kebisingan, engkau terduduk diam tanpa terganggu sedikt pun, dimanakah letak rasa kesal mu nona? Aku menghampiri diri yag sudah mematung itu dalam lamunannya. Maaf, aku mengagetkanmu. Kita berbicara riang kala itu, suara kita yang merendah seakan tidak ingin dunia mengetahui kilas balik dari cerita kita. Senyummu merekah dihiasi dengan warna jingga yang begitu menawan, aku berpikir bahwa keajaiban dunia ada pada dirimu. Sungguh,aku ingin melihat dirimu lagi. Tidak ada lagi senyum yang indah itu tertangkap ...

Keindahan Adalah Dirimu

Gambar
Aku memang suka merayu, setiap kata yang tertulis bagaikan tarian yang indah membuat pusaran yang besar dengan berbagai gerakan dari liukan kata, selalu saja diri menjelma pada keindahan pada setiap bait yang tertulis, karena itu keahlian ku. Kebohongan demi kebohongan itu tersimpan dalam rumpun kehidupan yang selalu aku tenteng, menatih perjalan yang aku tapaki langkah demi langkah. Bahkan aku tak mengenal diriku sendiri kala itu. Selalu saja disetiap harinya aku berujar pada langit yang kutatap dengan lekat, apa sebenarnya diriku? Masih bisakah diri ini disebut sebagai manusia? Bahkan aku tak menyadari bahwa diri ini mempunyai perasaan, karena sudah lama aku tidak mengerti tentang pengertian dari itu. Hidup yang sudah berlangsung cukup lama namun masih belum aku temui siapa sebenarnya diriku. Aku peniru yang hebat, pada setiap detik yang mengetuk aku pasti memilih seseorang untuk aku pilih dalam menjalani hari. Terkadang aku bisa menjadi seseorang yang bahagia, bisa juga...

Dirimu Adalah Kehidupan

Gambar
Malam yang dingin memang memiliki suasana yang cocok untuk merenung, tatapan kosong itu selalu saja menabur benih khayalan dengan angan yang tidak tau kapan akan terwujud. Aku ditemani sendiri menciptakan sunyi pada malam ini, tidak ada suara bising yang menyebalkan itu sekarang, tetapi bukankah ini terlalu sunyi? Bahkan suara indah mu tak lagi terbayang dalam lamunanku. Bukan berarti aku lupa akan merdunya suara itu saat bercerita, akan tetapi tidak pantas rasanya diri ini mendengarkan nyanyian surga itu sekarang walaupun hanya sekedar mengingat kembali tentang bagaimana alur kehidupan itu engkau sampaikan kepadaku. Tapi izinkanlah aku mengingat beberapa kenangan indah yang telah aku simpan pada otak ku tentang mu, sungguh aku hanya ingin mengulang itu untuk sejenak. Asap rokok ini kembali mengepul, aku lupa sudah berapa batang yang aku hisap saat layar laptop itu aku matikan. Di dalam padatnya asap yang melayang diudara diri ini mengingat bagaimana marahnya dirimu kala i...

Tuan Putri

Gambar
Keindahan menjerumus kedalam hatiku, dia melukis khayal dengan berbagai cerita yang indah, cerita itu mengukir senyum merekah yang sengaja aku tahan karena aku tau tidak hanya diri ini saja yang menikmati anggun dan elok mu sebagai manusia. Lelah yang tak singgah saat mata ini tertuju padamu, engkau sudah seperti tuan putri dengan para dayangnya, begitu lekat engkau dan anak-anak kala itu. Aku sudah tak mengerti tentang bagaimana hati mu itu tercipta, keyakinan ini menguat bahwa perasaan yang ada di dalamnya pasti begitu lembut, sikap mu yang pemurah menampung segala kebaikan dan kau salurkan lewat keramahtamahan. Bukankah dirimu baru mengenali ana-anak itu? Namun, bagaimana bisa engkau sangat dekat dengan mereka. Setiap sore mereka bergerombol mencari mu, selalu saja nama yang indah itu terucap dari mulut mereka, apa yang telah dirimu perbuat? Setelah melihat mu aku sudah tak heran sekarang, siapa juga yang menolak bermain dengan bidadari? Kala itu lembayung senja hadir b...

Menjembatani Pergi

Gambar
Dua hari telah berlalu tak sempat juga tangan ini menarikan jemarinya dengan lentik di atas papan ketik untuk menorehkan cerita tentangmu, lagi. Bukan aku tak ingin ataupun sudah lelah dengan penantian ini setelah kau berucap tentang ketakutan mu kala itu, akan tetapi hati ini selalu saja menyanggah untuk memberikan luang pada rasa yang tertatih agar segera beristirahat untuk sejenak. Dirimu yang kalut kala itu seakan meminta pada angan untuk segera melupa tentang apa yang engkau rasakan kepadaku, maaf tak bisa kusembuhkan rasa takut mu saat itu juga, aku tidak mempunyai obat untuk luka batin yang engkau rasakan. Perbincangan yang terasa semu tanpa temu yang dijadwalkan hanya meraba pada setiap liuk jari-jemari yang mengetik, percayalah aku juga takut akan harap yang akan muncul kembali. Semoga engkau membaca goresan tanganku ini, walaupun tidak lagi aku kirimkan kepada mu lewat surat yang tertuju pada laman pesan ponsel mu, aku tidak tau apakah saat sekarang engkau masih m...